Satu lagi film yang harus ditonton oleh para ayah, Courageous. Perlu diketahui kalau sebagian besar ayah di dunia tidak tahu bagaimana menjalankan peran ayah yang sebenarnya. Mereka bahkan tidak mengetahui bahwa peran ayah itu sangat amat besar dampaknya bagi anak - anak mereka. Setiap anak pasti mempunyai kebutuhan untuk dilindungi, diterima, diperhatikan, dan dilayani. Saya rasa, itulah tugas penting yang harusnya diemban seorang ayah. Anak - anak bukan hanya merasa lengkap kalau ada ayah mereka yang berperan sesungguhnya, tetapi mereka butuh peran itu.
Di film ini, sang kepala kepolisian pun menyampaikan hal yang penting bagi anak buahnya, yang merupakan pemeran - pemeran utama dalam film ini. Dia berkata bahwa sebagian besar kriminal dan geng - geng yang ada di Amerika berasal dari keluarga yang tidak memiliki ayah. Apalagi, dalam suatu adegan, seorang anak muda menjawab bahwa dia merasa tidak memiliki siapapun ketika ditanya mengapa dia berada di dalam geng. Karena di dalam geng terdapat persatuan kekeluargaan yang solid, layaknya di rumah.
Saya pun mencoba untuk mencari seberapa besar pentingnya seorang ayah di rumah, dan saya menemukan informasi - informasi seperti ini:
- 63% of youth suicides are from fatherless homes (US Dept. Of Health/Census) – 5 times the average.
- 90% of all homeless and runaway children are from fatherless homes – 32 times the average.
- 85% of all children who show behavior disorders come from fatherless homes – 20 times the average. (Center for Disease Control)
- 80% of rapists with anger problems come from fatherless homes –14 times the average. (Justice & Behavior, Vol 14, p. 403-26)
- 71% of all high school dropouts come from fatherless homes – 9 times the average. (National Principals Association Report)
- Eight times more likely to go to prison.
- Five times more likely to commit suicide.
- Twenty times more likely to have behavioral problems.
- Twenty times more likely to become rapists.
- 32 times more likely to run away.
- Ten times more likely to abuse chemical substances.
- Nine times more likely to drop out of high school.
- 33 times more likely to be seriously abused.
- 73 times more likely to be fatally abused.
- One-tenth as likely to get A's in school.
- On average have a 44% higher mortality rate.
- On average have a 72% lower standard of living.
Failing father |
Contohnya, 43% anak - anak di Amerika hidup tanpa ayahnya. Sudah menjadi fakta bahwa hubungan diluar pernikahan sudah menjadi makanan mereka sehari - hari. Bahkan mereka tidak menutup - nutupi seperti pasangan artis yang bahkan bangga mereka memiliki anak dari hasil diluar pernikahan. Apakah ini menjadi dampak yang bagus? tentu tidak. Beberapa bagian negara Amerika serikat menjadi tuan rumah geng - geng anarkis yang hanya mengenal kekerasan, kesenangan, dan uang. Saya rasa negara tersebut merupakan negara yang mengerahkan polisinya untuk memerangi geng terbanyak di dunia. Kenapa mereka memilih jalan hidup mereka sebagai geng? Karena mereka tidak memiliki ayah. Lalu apa hubungannya? Mari kita lanjutkan.
90% anak - anak yang tidak memiliki rumah dan kabur dari rumah berasal dari rumah tanpa ayah. Mereka muak dengan kerinduan mereka akan kehadiran seorang ayah di rumah. Mereka tidak betah, atau mungkin iri dengan temannya yang bermanja - manja dengan ayahnya. Mereka berpikir bahwa merekalah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah melihat seorang ibu saja tidak cukup kuat untuk menanggung beratnya beban yang seharusnya dipikul seorang ayah. Mereka ingin lari dari kenyataan itu. Mereka ingin bebas. Tetapi pada kenyataannya mereka tidak mendapat hidup yang lebih baik. Mungkin itulah alasan mereka menjadi bagian dari geng. Karena disitulah mereka merasakan sebuah 'keluarga.
80% Pemerkosa termotivasi dari rasa marah mereka karena ketidakhadiran ayah dalam keluarga. Suatu hal yang mereka tahu itu salah, tetapi menyenangkan bagi mereka pun menjadi pembuktian bagi mereka. Mereka ingin semua orang takut kepada mereka karena mereka sendiri dipenuhi dengan ketakutan. Mereka takut akan hidup mereka yang tidak ada yang melindungi mereka, menjaga mereka. Mereka takut akan masa depan mereka. Mereka membawa pistol untuk menakut - nakuti orang, karena mereka senang semua orang mengalami hal yang sama dengan mereka, ketakutan. Mereka tidak terima dengan keadaan mereka.
Satu lagi info yang ingin saya highlight. 71% remaja di bawah 19 tahun yang hamil diluar nikah tidak mempunyai ayah atau mempunyai ayah yang tidak berperan. Fakta ini cukup fair. Justru tidak fair apabila ayah yang mabuk - mabukan, kerjanya hanya menganggur dan berjudi mengusir anak perempuannya karena hamil diluar nikah. Anaknya memang bersalah, tetapi saya perlu memberikan cermin yang besar kepada sang ayah. Dia harus berkaca. Sudahkah dia memberikan figur yang tepat? Sudahkah ia menjalankan peran yang seharusnya? Anak itu pasti rindu kepada ayahnya. Tetapi, dia berusaha mencari belaian kasih sayang seorang ayah ke tempat yang salah. Akibatnya, seks bebas dan hamil diluar nikah pun tak dapat dihindari. Penyelewengan seksual pun kerap terjadi, contohnya gay dan lesbian. Saya pernah mendengar bahwa seorang lesbian menjadi yang tidak seharusnya disebabkan oleh kekecewaan atas figur ayahnya yang meninggalkan keluarganya untuk menikaj dengan perempuan lain. Ataupun gay yang kecewa dengan peran orangtuanya, terutama tidak satu jalan dengan ayahnya yang selalu menolak dia. Lihat saja lagu Eminenm yang berjudul my dad's gone crazy yang adalah bentuk kekecewaan terhadap figur ayah.
Seorang ayah adalah pemegang otoritas di dalam keluarga. Dia yang adalah pemimpin keluarga mendampaki keluarganya dengan sikap dan keputusan yang ia ambil. Seorang anak pasti melihat ayahnya dalam ia mengambil keputusan atau berperilaku. Kalau perkembangan seorang anak kehilangan figur pemimpin dan otoritas, anaknya akan kehilangan kepercayaan diri dan menjadi seseorang yang pesimis, sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan, bahkan mengalami gangguan psikoseksualnya. Satu kunci bagi mereka yang berjalan di jalan yang tidak seharusnya adalah kekecewaan, ketertolakan, dan kepahitan yang mendalam sehingga mereka mencari persetujuan atau 'pengobatan' di tempat yang salah.
Orang - orang yang tertolak berusaha membawa dirinya seakan - akan untuk semua orang tahu bahwa mereka adalah orang yang tertolak. Memakai baju yang tidak seharusnya dapat menunjukkan ketertolakan mereka dan seakan - akan berkata ke semua orang di sekelilingnya bahwa mereka harus diperhatikan lebih dan dengan begitu mereka akan terpuaskan.
Dengan memikirkan peran ayah ini, saya jadi berpikir, inilah yang dimaksudkan untuk menjalin hubungan yang kudus sejak kita pacaran. Karena dengan memiliki hubungan yang kudus, saya sebagai wanita tahu bahwa laki - laki tersebut memang tahu bagaimana menghormati dan menghargai wanita. Maka dari itu saya dapat berkata omong kosong kepada laki - laki yang berkata bahwa dia cinta kepada pacarnya dengan amat - sangat sehingga mengajak hubungan diluar nikah. Ewwhh! TEntunya itulah tanda bahwa dia tidak tahu peran yang ia jalankan. Tidak tahu bagaimana memperlakukan wanita yang seharusnya dia serve dengan baik, dan menjagak kekudusannya. Dengan begitu, saya yakin mereka akan memiliki pernikahan yang solid, pernikahan yang berhasil, Dan pasangan pernikahan yang tahu bagaimana melakukan nilai - nilai yang benar, pasti akan mengajarkan nilai - nilai yang benar itu kepada anak - anaknya. Anak - anak yang mempunyai nilai kebenaran akan menghasilkan masyarakat yang benar pula.
Memang, sesuatu itu asalnya dari awal. Dan yang terpenting dari dalam diri sendiri..
Nb: Saya merasa seperti psikolog ketika menulis post ini. Kalau kurang akurat, atau kurang berkenan, you can freely send an email to me :) Ini hanya pemikiran saya saja, jadi boleh setuju atau setuju :D
TTYL
No comments:
Post a Comment