Lebih enaknya lagi, kalau di rumah ada persediaan salmon, tempura, tuna ataupun belut panggang. Yum. Pernah waktu itu saya post sushi yang isinya tempura dan saya bentuk sedemikian rupa di BBM. Alhasil komen yang berdatangan pun tak jauh - jauh seputar,"Waw Syl, makan di restoran mana?" Saya pun membalas komentar itu dengan malu - malu udang. Ternyata susunan sajian saya sekelas restaurant Masa di New York hahaha. Okay, mungkin belum sampai situ. Sekilas info, Masa adalah salah satu restoran termahal di dunia dengan harga $480 sampai $680 per orang. Dan chefnya (kayaknya sekaligus pemiliknya) sendiri adalah orang jepang, Masa Takayama. Wow hebat ya bisa sukses di negara orang. Aragawa Restaurant juga termasuk salah satu restoran termahal di Jepang, sekaligus dunia. Untuk menikmati seporsi Kobe Steak, $450 pun harus rela dikeluarkan. Katanya sih emang worthed dengan harganya yang segitu. Itu wajib hukumnya.
Steak at Aragawa |
Saya pun termasuk orang yang sensitif dalam hal daging sapi. Hanya daging sapi pilihan yang dapat masuk ke mulut saya. Saya tidak sedang bercanda, loh. ;) Entah mengapa, daging sapi itu sangat alot untuk diproses dalam mulut saya. Tak jarang saya berhenti memakan daging sapi karena terlewat alot, atau menyelip. Gigi saya pun sensitif dengan bahan - bahan makanan yang mudah terselip, terutamanya daging. Makannya, saya pun jadi malas memakan daging. Ternyata eh ternyata, tak hanya daging, sayur pun begitu mudah terselip. Mungkin, sisi positif yang dapat saya ambil, bahkan gigi saya pun menyuruh saya untuk diet! Oh tidak. Diet. Hmm. Untuk urusan yang satu ini, terasa begitu sulit untuk dilakukan. Jika berhasil berkurang sekilo ataupun dua kilo, maka minggu kedepannya pasti akan naik lagi tiga kilo.
Kehidupan di student housing pun adalah salah satu penyebab tubuh ini tidak ingin mengecil. Tidak ada hal yang dilakukan, tetapi kebosanan pun menjadi salah satu alasan untuk ngemil. Kalau tidak ngemil pun, itu hanya tahan beberapa hari. Oleh karena itu, saya pun mencoba untuk tidak makan malam. Tetapi itu sangat - sangatlah sulit. Makan pagi pun saya menggantinya dengan buah. Again, itu sangat - sangatlah sulit. Ngemil bagaikan iblis yang mengejar - ngejar seperti singa bertanduk dan bersayap. Menggerayangi pikiran saya dengan berbagai cara. Saat menulis tulisan inipun saya telah menghabiskan satu bakpao, sekotak susu kacang kedelai, dan sebungkus Lays rasa rumput laut. One of my favorite! :D Mungkin saya akan berjanji untuk hanya makan siang setelah ini. Well, kita lihat saja nanti. Tadinya saya berencana untuk membuat Apple Crumble, tetapi, ketika saya membuka kulkas, saya pun tidak menemukan satu pun buah apel terbaring di tempat buah. Saya pun beralih untuk membuat brownies Crumble. Tetapi, rasa malas yang dihasilkan karena membayangkan seberapa banyak kalori yang akan masuk dari kue tersebut mengurungkan niat saya.
Saya pun membuka laptop dan mulai menulis blog tentang makanan. Rasanya, itu cukup mengobati keinginan saya untuk memasak. Sebenarnya akhir - akhir inim feel untuk memasak saya hilang. Memasak Sushi kemarin pun karena mama terus mendesak untuk dimasakin Sushi. Ya, tidak ada pilihan lain selain menuruti. Masakan saya yang pertama dalam liburan ini pun tidak terlalu mengecewakan.
Begitulah intinya. Sebenarnya panjang dan lebar post kali ini hanya berujung pada satu maksud yang ingin saya lontarkan dari awal. Keinginan memasak saya hilang! Saya hanya ingin tahu, adakah yang tahu dimana saya dapat menemukannya kembali? Untuk menambah koleksi foto saya di laptop yang berjudul Foodism ini? Aahh, mungkin suatu saat nanti, di saat yang tidak terbayangkan, saya akan dapat menemukannya kembali..
No comments:
Post a Comment