Sunday, March 25, 2012

Trip to Jogja - Solo Part 1

Let me tell you my experience in Jogjakarta. Uyeyhuyy. Jadi, pada bulan maret 2012 saat libur kenaikan semester, saya dan kedua teman saya berencana untuk liburan ke Bali, salah satu pulau di Indonesia yang paling digemari oleh turis domestik maupun turis lokal. Pada saat itu, kami juga ingin mengitari Jogjakarta juga, salah satu dari dua daerah istimewa di Indonesia. Karena kami pikir lebih praktis kalau kami berkeliling Jogjakarta terlebih dahulu baru melancong ke Pulau Dewata itu, maka kami membeli tiket pesawat Air Asia dari Jakarta - Jogjakarta untuk tanggal 20 Maret 2012.

Berbagai pertimbangan pun membuat kami enggan untuk mengunjungi pulau Dewata pada akhirnya :( tetapi berganti haluan ke Jogjakarta - Solo - Semarang. Awalnya kami ingin pergi ke Surabaya lalu Madura, sekalian mencoba melalui jembatan Suramadu itu, tetapi isu Tomcat yang sedang marak pun menjadi pertimbangan kami.

Akhirnya jam menunjukan pukul 5.10 AM ketika kami sampai di Bandara Soekarno - Hatta pada hari Selasa tanggal 20 Mei 2012. Ah hampir saja telat kalau ayahku tidak mengendarai mobil seperti film fast and furious itu. Langsung kami Check-in, menitipkan bagasi, dan langsung menuju pesawat dengan langkah yang sedikit terburu - buru. Just in time banget, pikirku. Seat nomor 7 A pun aku duduki dan merasa bersyukur karena duduk dekat jendela. ya, saya senang sekali apabila mendapatkan tempat duduk dekat jendela karena dapat melihat pemandangan yang tidak dapat dinikmati oleh transportasi apapun selain transportasi udara.

 Waktu menunjukan pukul 5.50 AM ketika pesawat mulai berjalan. Langit yang gelap pun ikut - ikutan merayap bergantikan terang pagi yang cerah. Pesawat pun mulai melaju lebih kencang dan wuzzzz. Kaki - kaki pesawatpun beranjak dari haluan pesawat. Saya pun otomatis melihat arah pandang saya ke jendela. Atap - atap rumah pun menjadi semakin kecil dan semakin tidak terlihat. Sedikit pohon sekali di Jakarta ini, apalagi lahan hijau yang masih melompong. Tak heran jika kota Jakarta pun diberikan award sebagai kota terpadat di Indonesia. Kerutan didahiku pun berubah menjadi senyuman tatkala aku melihat awan - awan yang bergerak melawan arah pesawatku. Aku di dalam awan! Sinar matahari pun membuat efek yang indah saat ia menyinari gulungan - gulungan awan itu dari arah barat laut pesawat. Seperti ombak saat matahari terbit.

Sambil menunggu perjalanan berlalu, saya memutuskan untuk membaca majalah penerbangan yang saya naiki. Bagus juga majalahnya. Dikemas dalam bahasa inggris dan menyajikan info - info yang cukup menarik, dan bukan gosip. Cepat sekali waktu berlalu, sehingga saya pun sedikit terkejut ketika pengumuman mendarat pun berkumandang, padahal masih ada 7 halaman lagi yang belum kulahap. Kututup majalah itu dan menunggu sampai pesawat benar - benar mendarat sempurna, dan waktunya untuk turun. Hujan gerimis pun menyambut kedatangan kami ke kota candi itu, selain sambutan terimakasih dari pramugari yang sedikit kurang sreg di hatiku. Sepertinya, dia mengucapkannya dengan terpaksa.

WELCOME TO JOGJAKARTA

Malioboro tujuanku. Tempat tinggal sepupu dari Lilia, salah satu teman seperjalananku. Kami akan menginap disana, untuk menghemat biaya akomodasi. Bertanya - tanya bagaimana kami bisa sampai kesana, akhirnya kami menggunakan jasa TransJogja. Lucu. Haltenya jauh lebih kecil daripada TransJakarta, juga bus nya. Tidak ada jembatan penyeberangan. Letak tempat duduk di dalam bus nya pun berbeda, melingkar arahnya. Sekitar 15 menit, kami pun sampai di malioboro. Lega, karena aku sedikit curiga oleh seorang nenek - nenek di dalam bus yang sedikit 'aneh'. Apalagi dia sampai menanyakan, "Itu isi tas nya apa?" hmm.

Setelah istirahat beberapa saat, kami pun memutuskan untuk sarapan nasi kucing di depan gang tempat kami menginap, Jl. Dagen. Dengan harga Rp 1500,- untuk sebungkus nasi kucing dan Rp 500,- untuk sebuah tempe bacem pun layak untuk mengganjal perut sampai waktunya makan siang. Nasi kucing yang terkenal di Jogja ini hanya berisi nasi putih dan seonggok sambal ikan teri.

Sambil menikmati sarapan yang cukup murah itupun saya bercengkrama dengan pemilik angkringan Pak Kumis ini, Bu Yati, dan seorang pelanggannya. Pembicaraan kami pun mengarah pada pemerintahan jaman sekarang versus orang - orang kecil seperti mereka ini. Mereka pun curhat kepada kami mengenai kemudahan yang diberikan pemerintah dalam memberikan kredit ringan untuk usaha kecil. Katanya dapat diperoleh hanya dengan fotokopi surat BPKB dan membuka tabungan di BNI Rp 100,000. Tetapi begitu mendaftar, ternyata harus BPKB yang asli yang ditunjukan. "Lah saya udah kluar 120.000 ya berarti, malah nggak dapet apa - apa. Aduhh pemerintah mah bohong", keluhnya.

"Lain kali, kalo nanti adek - adek ini jadi orang besar, pikirin orang kecil juga ya dek, jangan bohong - bohong cuman di iklan saja", ungkap si bapak pelanggan ini yang disertai tawa kecil kami. Survey kecil - kecilan ini seharusnya dapat menyentil pemerintah sekarang. Mbok ya memberi kemudahan ya jangan yang menyulitkan, toh?

Obrolan kami pun terhenti karena kami berencana untuk keliling Malioboro dan sekitar. Hanya dengan Rp 15.000 per becak, kami pun berkeliling ke Pusat Batik, Keraton, Kaos - Kaos Jogja seperti Dagadu, dan lainnya, dan Gudeg kedua terkenal seJogja Gudeg Yu Djum. Saya suka keraton Jogjanya.Setelah membayar Rp 5000,- untuk tiket masuk dan Rp 1000,- untuk ijin membawa kamera, saya pun disambut oleh seorang ibu yang bertugas untuk memandu kami bertiga, gratis. Wah, ibunya menjelaskan setiap detail kisah sang Sultan dengan amat passionate! Sebelum kami diajak berkeliling lenih jauh, saya dipertontonkan oleh latihan pertunjukan Gamelan yang sangat tradisional. I found my self very sleepy at that time. :D but it was nice.



Most of the properties are Sultan Hamengku Buwono IX's. Dari seragamnya, penghargaannya, pemberian dari negara lain, sampai foto - fotonya. Bagi yang belum tahu, slogan si sultan ini adalah "Tahta Untuk Rakyat." Sultan HB IX ini termasuk salah satu Sultan yang digemari oleh rakyatnya. Beliau naik tahta karena ayahanda nya yang telah wafat, sehingga pada usia yang masih belia, 28 tahun, beliau dinobatkan menjadi orang yang paling berkuasa se-Jogja. Berkat pendidikannya di Belanda sana, beliau dapat menguasai berbagai macam bahasi dari Belanda, Jerman, Perancis, dan lainnya.

Halaman ruangan batik yang tidak boleh membawa kamera ke dalam. Di dalamnya terdapat sumur biasa yang oleh pengunjung disangka sumur keberuntungan sehingga kawat penutupnya jebol untuk dimasuki uang koin. Batik - batik yang otentik pun dapat dilihat motifnya di dalam ruangan ini.

Setelah puas mengunjungi keraton Jogja, kami pun berpindah haluan ke taman sari, tetapi tukang becak kami berkata bahwa wisata ini ditutup sehingga tidak dapat dikunjungi. Feeling saya sih, tukang becaknya bohong... Karena perut sudah mulai keroncongan, kami pun menuju ke Rumah makan GudegYu Djum di Jl. Dagen, tidak jauh di tempat kami menginap. Sejujurnya saya kurang puas karena gudegnya terlalu manis, dan sambel krecek(kulit sapi)nya kering dan teksturnya hancur. Padahal saya membayangkan lauk kreceknya seperti di rumah. Berkuah santan, dengan butiran kacang kedelai serta kreceknya yang masih berbentuk balok. Tetapi saya tak berkeberatan mengeluarkan kocek sebesar Rp 12.000,- untuk mencoba salah satu gudeg yang paling terkenal di Jogja. Kadang, makin terkenal, rasa makin berkurang..

Setelah itu, saya pun beristirahat sampai jam 6 sore, saat ketika hujan sudah benar - benar berhenti. Saya pun berkeliling Jalan Malioboro, Monumen Serangan Satu Maret yang sudah tutup, Melewati Benteng Vrederburg, Monumen Batik, Istana, sampai ke Alun - Alun dengan berjalan kaki. Wedang Ronde pun menemani dinginnya malam itu. Saya pun kurang puas dengan wedang ronde nya. Ronde nya tidak ada isinya, serta kuah jahenya kurang berasa jahenya, dan itu terbilang cukup mahal. Semangkuk kecil ronde dihargai Rp 5000,-. Kami pun berfoto - foto di tempat kami bersinggah sebelum kami memutuskan untuk beristirahat dan menyiapkan fisik untuk esok hari.

Monumen Batik


No comments:

Post a Comment

WELCOME to my BLOG

 = get your chips and read enjoyingly  =

Today's quote

happy with your life. Express it. enjoy every shits.

Search This Blog